watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

AKU MENYERAH

Ini adalah kisah lain yang terjadi antara aku
dengan Oom Win (pamanku yang berusia 10
tahun lebih tua dariku dan masih menumpang di
rumahku), ketika aku masih berumur 17 tahun.

Sedikit latar belakang yang mendasari peristiwa ini
dapat anda baca di cerita dengan judul
“Penemuan Lubang Kenikmatan”
Ketika itu rumah memang sedang sepi, hanya
Oom Win dan aku saja yang ada di rumah.

Kedua orang tuaku sedang berlibur ke Bali dan
kakak-kakakku yang sudah berkeluarga sudah
pindah ke lain kota. Pembantu-Pembantu pun
tidak ada karena memang saat itu hari lebaran.

Sambil malas-malasan, aku menonton televisi
sendirian karena Oom Win juga belum pulang
malam itu, jadi sekalian saja menunggu Oom
Win (yang katanya akan membawa temannya
malam itu). Sebetulnya aku agak kesal dengan
berita itu karena aku berharap Oom Win dapat
melakukan kegiatan “rutin” kami yang biasa kami
lakukan sejak aku berumur 16 tahun.

Bunyi bel di pintu memecah konsentrasiku pada
acara televisi, dan aku pun sudah menebak
bahwa itu pasti Oom Win beserta temannya
yang ada di luar pintu.
“Malam, Oom”
“Malam Anna, ini kenalkan teman Oom Adeel”
Teman Oom Win ternyata adalah seorang
keturunan Pakistan-Cina dengan tampang yang
notabene diatas rata-rata. Tubuhnya tegap,
dadanya bidang dan perawakannya yang
lumayan tinggi telah mendapatkan simpatiku.

“Anna, Adeel ini jago pijat lho”
“Anna kagak capek kok Oom, jadi kagak usah
dipijat” sahutku sambil memasang tampang kesal
di depan kedua orang itu.
“Anna, kamu jangan gitu dong sama teman
Oom. Dia sengaja Oom undang malam ini untuk
memijatmu karena Adeel bukan pemijat biasa, dia
ahli kecantikan”
Setelah mendengar kata-kata kecantikan yang
ternyata cukup ampuh untuk mengubah
pikiranku, aku pun setuju untuk dipijat oleh Adeel.

“Adeel, kamu mandi dulu deh setelah itu
giliranku”
Dan selama Adeel mandi, Oom Win
menerangkan kepadaku bahwa Adeel adalah
seorang pemijat professional yang dapat
mempercantik pasien-pasien nya, dan
kepiawaiannya telah banyak terbukti.
“Ok deh, Oom. Anna mau dipijat oleh Adeel
dengan syarat nanti malam Oom mau melakukan
kegiatan “rutin” kita”
“Iya, Anna, Oom janji”
Setelah selesai mandi, Adeel hanya mengenakan
celana training sambil bertelanjang dada.
“Adeel, kamu mulai saja pijatnya. Aku mandi
dulu,” kata Oom Win.
Dengan tampang masih kesal aku pun menuju ke
kamar Oom win yang ternyata telah secara diam-
diam dipersiapkan untuk pijat malam ini. Kamar
itu telah dilengkapi dengan lilin-lilin yang ditata rapi
berjajar diseluruh dinding ruangan; tidak lupa
juga minyak tradisional untuk keperluan pijat.

Lumayan juga selera Oom Win, begitu pikirku.
Kami pun masuk dan membiarkan pintu sedikit
terbuka karena memang tidak ada orang lain lagi
di rumah itu yang akan menganggu kegiatan
kami. Adeel merengkuh pinggangku sambil
menuntunku ke tempat tidur Oom Win yang
cukup lebar.

“Anna, saya hanyalah seorang pemijat, dan kalau
kamu tidak keberatan, saya akan pijat kamu
dalam keadaan bugil”
Adeel pun meninggalkan aku memberi aku waktu
untuk bersiap-bersiap sementara dia menunggu
di luar kamar Oom Win. Dengan perasaan heran
tapi demi memenuhi janji Oom Win dan
membayangkan bahwa aku akan mendapat
kepuasan dari Oom Win malam ini, aku pun cuek
saja dan langsung melepaskan semua pakaianku
dan mengambil handuk untuk menutupi bagian
pinggulku ketika berbaring tengkurap.

Karena menunggu Adeel terlalu lama, aku pun
tertidur (karena suasana ruangan yang gelap
temaram itu juga mendukung kantukku).
Setelah Adeel memijatku beberapa lama, tenyata
tanpa kusadari Oom win yang setelah selesai
mandi hanya mengenakan kimono saja, duduk di
kursi sambil melihat Adeel yang sedang
memijatku. Ketika aku terbangun, kurasakan
lembutnya tangan Adeel memijat-memijat
kepalaku dan memang kuakui pijatannya
professional sekali. Minyak yang digunakannya
juga terasa segar di tubuh dan berbau enak.

Adeel mengatur posisi tubuhku yang tengkurap
sehingga kedua tanganku direntangkan ke arah
samping. Setelah memijat kepalaku, Adeel pun
memijat leherku dan beranjak ke tanganku yang
dimulai dari ujung-ujung jari. Kemudian tak
beberapa lama, konsentrasinya beralih ke bagian
samping tubuhku yang memang menantang
karena tanganku terentang ke samping. Pertama-
Pertama dituangkan nya minyak ke bagian
samping bahuku sehingga cairan yang dingin
menuruni susuku menuju kea rah putingnya
memang membuatku tersentak. Karena licinnya
minyak itu, kadang-kadang tangannya mengena
pentilku, dan itu membuatku semakin
terangsang.

Setelah selesai dengan pungguku, Adeel pun
beralih ke ujung-ujung jari kakiku, dan pelan-
pelan naik ke pahaku. Ketika disingkapkannya
handuk yang menutupi bagian pinggulku, aku
pun mengalami rangsangan yang terasa sangat
erotis, mungkin karena dengan begitu aku bisa
memamerkan memekku ke orang yang baru
kukenal. Pijitannya di pahaku dilakukannya tanpa
menyentuh memekku yang sudah mulai basah
itu, dan itu membuatku sedikit kecewa.

Tetapi hal yang tak kusangka-kusangka terjadi
ketika dia mulai sedikit demi sedikit menuangkan
minyak ke belahan pantatku, otomatis aku
menggelinjang dan meregangkan
selangkanganku. Sebelum aku sempat untuk
berpikir lebih jauh, Kedua tangannya yang
bertumpuk satu sama lain telah mencakup semua
memekku dan memijat-memijat nya. Kedua
tangannya masuk lebih dalam untuk memijat
perutku sehingga otomatis pergelangan
tangannya yang memang penuh minyak itu
mengurut-mengurut memekku dan kelentitku.
Perasaan yang kurasakan luar biasa karena
gerakan itu sekaligus membuat pusarku geli dan
memekku seperti diusap-diusap.

Pelan namun pasti, Adeel membalikkan badanku,
dan langsung saja tangannya menuju ke
payudaraku dengan pentil-pentil nya yang sudah
mencuat tanda aku memang sudah terangsang
hebat. Gerakan tangannya yang berputar-
berputar itu ternyata tidak menyentuh pentilku
sama sekali, dan itu membuatku semakin
memajukan dadaku ke arahnya berharap agar
Adeel segera menyentil puncaknya yang sudah
tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk
disentuh. Adeel pun tersenyum karena aku yakin
bahwa dia pun tahu kalau aku ingin pentilku
disentuhnya. Tak lama kemudian, harapanku
menjadi kenyataan, tetapi bukan dengan jari-jari
nya, Adeel meletakkan telapak tangannya yang
sudah licin itu tepat diatas kedua pentilku.
Dengan gerakan memutar-memutar, Adeel
“memijit” pentilku, semakin lama gerakannya
semakin cepat dan semakin menekan susuku.

kumpulan Cerita Dewasa Lainya, Dapat Anda Lihat & Baca Hanya Di :
www.ceritaindo.sextgem.com

Dengan berakhirnya gerakan itu pula aku
melepaskan eranganku yang pertama tanda aku
mencapai orgasmku yang pertama. Bukannya
menghentikannya, Adeel malahan menyentil-
menyentil pentilku dengan ujung-ujung jarinya,
dan setelah pentilku menjadi keras kembali, Adeel
memasang alat perangsang berbentuk lingkaran
di kedua pentilku. Ternyata alat itu dapat
membuatku terangsang terus-menerus terlebih
ketika aku bergerak-bergerak, terasa alat yang
seperti cincin itu memberikan kegelian yang
sangat di ujung pentilku sehingga kedua puncak
itu tetap mencuat keras.

Pelan namun pasti, pijatannya beralih kea rah
perutku dan Adeel mulai menjilat-menjilat
pusarku yang ternyata amat merangsang
birahiku. Kembali kurasakan cairan hangat
mengalir melalui memekku yang pasti telah
berkilat-berkilat karena banyaknya lendir yang
keluar. Lama kelamaan, pijatannya turun ke
bagian dibawah pusar dengan gerakan memutar,
dan gerakan itu menambah banyaknya cairan
yang keluar sampai akhirnya aku mencapai
orgasme yang kedua. Betapa hebatnya pijatan-
pijatan Adeel ini yang ternyata tanpa disetubuhi
pun aku bisa mendapatkan orgasme sampe dua
kali.

Ketika aku belum reda dengan orgasmeku yang
kedua kalinya, Adeel membuka selangkanganku
lebar-lebar dan merekahkan kedua bibir
memekku dengan tangan kirinya. Kemudian
dengan telapak tangan kanannya (ke empat jari-
jarinya), dia mulai menepuk-menepuk pussyku
yang terpampang lebar di depannya. Gerakan-
Gerakan itu bermula dengan pelan, dan setiap kali
“tamparan” nya mengenai bibirku yang sudah
basah itu, aku tersentak-tersentak antara rasa
kaget dan erotis.

Akhirnya, pukulan-pukulan kecil itu bertambah
keras dan cepat seiring dengan aku mendapatkan
sensasi yang luar biasa di rondeku yang ketiga.
Aku orgasme hebat diselingi erangan-erangan
ketika tamparannya mengenai memekku dengan
cairan kentalnya yang mengalir deras sampai ke
bongkahan pantatku.
Kemudian Adeel memasangkan suatu alat yang
aneh sekali di pinggangku, berupa sabuk dengan
penis buatan yang berukuran sedang dengan
permukaannya yang dipenuhi tonjolan-tonjolan
yang tidak sama besarnya maupun tingginya.

Keseluruhan alat itu berbentuk seperti ikat
pinggang dengan celana dalam yang dilengkapi
dengan penis mencuat kea rah dalam. Setelah
agak reda, Adeel memberiku segelas air putih
sambil menunggu sampai aku agak tenang
kembali, dan pelan-pelan memasukkan penis itu
ke dalam lubang memekku dan memasangkan
strap-strapnya ke pinggangku. Adeel juga
mengganjal pinggangku dengan tumpukan bantal
sehingga penis itu yang telah dilumuri lubricant,
dapat dengan mudah masuk ke lubang
memekku.

Alat yang aneh itu ternyata memiliki remote
control yang tidak terhubung dengan kabel
sehingga tidak merepotkan pemakainya. Setelah
dirasanya cukup siap, Adeel melebarkan kakiku
dengan memekku yang telah tertancap penis
palsu itu. Kemudian, dia menekan tombol di
remote control yang ternyata menyebabkan alat
itu bergerak memutar pelan-pelan seakan-seakan
menggaruk rahimku. Dan oleh gerakan itu, maka
seluruh dinding rahimku kegelian.
“Argh, argh, hmph hmph..”
“Enak kan, Anna?”
“Oh, alat biadab, oh, oh, oh”
Di tengah-tengah permainan itu, Adeel
menambah getaran-getaran kecil di alat itu
sehingga aku merasa melambung dibuatnya. Alat
itu ternyata dapat pula mengeluarkan cairan dari
bagian ujungnya, sehingga rahimku terasa
disemprot-disemprot oleh cairan yang seolah-
seolah terasa seperti cairan air mani.

“Oh, oh, Adeel, Anna sudah mau keluar”
Dan seketika itu Adeel menghentikan alat itu, dan
tampak sekali di wajahku rasa kecewa yang amat
sangat.
“Please Adeel, Anna mau, Anna nggak tahan
Adeel, gerak-gerak in lagi Adeel”
Bukannya menurutiku, Adeel hanya senyum-
senyum sendiri melihatku, dan aku pun tidak
tahan akhirnya hanya memegang-memegang
kelentitku saja. Tiba-Tiba Adeel mengulurkan
tangannya, dan mengajakku untuk berdiri.
“Aku akan turuti permintaanmu jika kamu mau
melakukan syaratnya”
“Please, Adeel apa aja akan aku lakuin”
“Kamu harus berjalan-berjalan di luar kamar ini
dengan alat itu”
“Siapa takut, tapi please Adeel, sudah tanggung
tadi”
Karena cincin yang masih terpasang di pentil-
pentil ku bergoyang-bergoyang setiap kali aku
bergerak, maka aku pun mulai terangsang lagi.

Kemudian aku pun melangkah keluar kamar dan
mulai berjalan-berjalan. Tiba-Tiba kurasakan alat
itu kembali beroperasi mengorek-mengorek isi
rahimku, kakiku pun menjadi lemas karena
sensasi yang kurasakan lebih hebat dengan posisi
tubuhku yang berubah-berubah dan kedua kaki
ku yang tetap kupaksakan melangkah menambah
rangsangan di kelentitku dan memekku.
“Adeel, Anna tidak kuat berjalan lagi, oh please”
sambil berjalan terseok-terseok aku pun merintih-
merintih.
“Ayo kamu teruskan atau alat itu kuhentikan”
Akhirnya aku hanya dapat menuruti kemauan
Adeel untuk terus berjalan-berjalan dengan alat
yang semakin dasyat mengorek-mengorek
rahimku dengan tonjolan-tonjolan nya itu. Ketika
aku mencapai orgasmeku, Aku pun terjatuh
lemas di sofa.

Kemudian, Adeel menghentikan alat itu tepat
ketika aku mencapai orgasmeku dan dengan hati-
hati dia membereskan alat itu melepaskan nya
dari pinggangku. Aku pun terkulai lemah untuk
beberapa saat sebelum Adeel akhirnya
membopongku ke dalam kamar Oom Win dan
merentangkan kedua pahaku untuk siap
dimainkan oleh penis asli milik Oom Win yang
sudah berdiri tegak mencuat itu.
“Thank you banget, Adeel, aku sangat menikmati
permainan ini. Sekarang kamu boleh pulang,”
kata Oom Sam sambil memberi Adeel sejumlah
uang.

“Oom, Anna sudah nggak kuat lagi Oom,”
dengan tampangku yang sudah pasrah demi
melihat kemaluan Oom Win yang sudah berdiri.
“Oom hanya memenuhi janji Oom, Anna”
Malam itu, akhirnya aku tertidur kecapaian setelah
mendapatkan empat kali orgasme lagi dengan
Oom Win dari berbagai posisi. Keesokan harinya,
aku terbangun dengan posisiku yang
mengangkang lebar menantang.



Adult | GO HOME | Exit
1/1989
U-ON

inc Powered by Xtgem.com